Apa itu Product Development dan Bagaimana Tahapan Prosesnya?

March 14, 2023
Category: Tech

Apakah kamu pernah mendengar istilah product development atau yang dalam bahasa kita disebut dengan pengembangan produk? Product development secara umum dibutuhkan bagi semua pelaku bisnis. Melihat persaingan pasar yang makin ketat, bisnis harus terus kreatif mencari ide guna meningkatkan kualitas produknya.

Di sana lah product development berperan menjadi sebuah strategi yang diperlukan untuk membantu bisnis tetap mampu bersaing di pasaran dengan produk yang kompetitif.

Lalu, apa sih sebenarnya product development itu? Bagaimana cara membuat perencanaan product development dan tahapannya? Jawabannya bisa kamu temukan dengan membaca artikel dari Kuncie ini!

Apa itu Product Development?

Product development adalah serangkaian tahapan yang dilakukan oleh bisnis dalam membawa produknya ke pasaran. Tahapan ini mencakup konseptualisasi, desain, pengembangan, dan pemasaran produk. Dengan kata lain, product development mencakup keseluruhan perjalanan produk dari ide kasar di awal hingga setelah dirilis di pasaran.

Product development tidak hanya berkaitan dengan peluncuran produk baru yang dimiliki bisnis, tapi juga berkaitan dengan pembaruan produk yang sudah ada atau pengelanan kembali produk yang sudah ada. Artinya,product development tidak selesai sampai produk rilis di pasaran saja. Tahap penting lainnya adalah proses mengumpulkan feedback dari konsumennya, lalu menyempurnakan atau menambahkan fitur baru pada produknya berdasarkan feedback tersebut.

Baca Juga: Product Manager: Pengertian, Tanggung Jawab Dan Skill Yang Dibutuhkan

Cara Membuat Perencanaan Product Development

apa itu product development
Sumber: Shutterstock

Perencanaan dalam product development bisa saja berubah, tergantung pada organisasi yang membuat perencanaannya. Namun, secara umum proses perencanaan dalam product development harus mencakup langkah-langkah berikut ini:

1. Identifikasi Kebutuhan Produk dan Kasus Bisnis

Dengan menggunakan praktik seperti uji pemasaran dan survei, organisasi dapat mengukur minat pasar terhadap suatu produk. Hal ini sangat membantu memastikan apakah produk memiliki alasan yang kuat untuk diproduksi.

2. Buat Visi Produk

Visi produk akan mendukung pemahaman mengenai ruang lingkup dari product development, tujuan dibuatnya produk, apa fungsi produk, untuk siapa produk dibuat, dan seperti apa desain produk.

3. Buat Roadmap Produk

Anggaplah project product development ini sebagai konsep terlebih dahulu untuk memastikan proses pengerjaannya berjalan dengan baik. Kemudian mulailah menyusun roadmap produk. Roadmap membantu dalam mengidentifikasi tujuan apa yang harus dikembangkan terlebih dahulu.

4. Mulai Terapkan Roadmap Produk

Tim kemudian dapat mulai mengimplementasikan project yang prosesnya mengikuti roadmap. Pada tahap ini prototipe produk sudah dapat dibuat, ditinjau, dan diperbaiki. Hal ini akan membantu mengidentifikasi area yang berpotensi untuk dikembangkan dari produk.

5. Pengembangan dan Penilaian

Pada tahapan ini, kumpulkan feedback dari konsumen untuk mengembangkan produk berdasarkan kebutuhan pelanggan. Pemangku kepentingan juga harus disertakan dalam langkah-langkah ini untuk memastikan arahan dan ekspektasi mereka telah terealisasikan.

Baca Juga: Mau Jadi Product Manager? Cek Dulu Prospek dan Jenjang Kariernya!

Tahapan dalam Product Development

Setiap industri yang berbeda menerapkan tahapan pengembangan produk yang berbeda-beda pula. Namun, pada dasarnya proses product development dapat dibagi ke dalam tujuh tahapan: ide, riset, perencanaan, prototyping, sourcing, penetapan biaya, dan pemasaran.

Mau memulai proses product development untuk bisnismusendiri? Gunakan framework product development di bawah ini untuk membawa ide produk kamu ke pasaran!

1. Pengembangan Ide

Jangan sampai kamu terjebak di proses pengembangan ide baru saja. Perlu diingat bahwa ada banyak ide terbaik yang merupakan hasil dari pengembangan produk yang sudah ada sebelumnya. Untuk membantumu menemukan ide segar, coba gunakan Model SCAMPER.

SCAMPER adalah alat yang berguna untuk memunculkan ide produk dengan cepat dengan mengajukan pertanyaan tentang produk yang ada. Setiap huruf yang terkandung dalam nama model ini memiliki arti:

  • Substitute (Contoh: Kulit sintetis untuk menggantikan kulit hewan)
  • Combine (Contoh: Sikat gigi yang dikombinasikan dengan pasta gigi)
  • Adapt (Contoh: Bra menyusui dengan jepitan di tengah)
  • Modify (Contoh: Kipas angin dengan desain yang ramping dan portable)
  • Put to another use (Contoh: Modifikasi es krim sebagai cemilan diet)
  • Eliminate (Contoh: Menyederhanakan proses pemesanan makanan menjadi online)
  • Reverse/Rearrange (Contoh: Melengkapi mouse dengan teknologi pulpen)

Menggunakan model SCAMPER membuat kamu menemukan cara yang inovatif untuk menggali ide. Menggunakan data dari analisis bisnis juga dapat membantu untuk lebih memahami peluang di pasar.

2. Riset Pasar

Setelah mendapatkan ide menarik, jangan terburu-buru langsung memulai produksi. Tahapan yang benar setelah mendapatkan ide adalah melakukan validasi ide melalui riset pasar. Riset pasar sangat bermanfaat untuk menghindari pemborosan waktu, uang, dan tenaga demi ide yang tidak diminati pasar.

Salah satu cara yang bisa kamu lakukan pada tahapan ini di antaranya adalah mengadakan survei baik secara online maupun offline.

3. Perencanaan

Tempat terbaik untuk memulai perencanaan adalah dengan sketsa seperti apa produk yang akan dirilis. Buat sedetail mungkin dan dengan penjelasan berbagai fitur serta fungsi produk.

Sketsa ini adalah sketsa internal, sehingga tidak memerlukan kualitas yang profesional. Yang terpenting adalah sketsa dapat memberikan gambaran bentuk, fitur, fungsi, dan bahan apa saja yang dibutuhkan untuk memproduksi produk.

4. Pembuatan Prototype

Pernah dengar istilah prototype sebelumnya? Gampangnya, prototype adalah sampel awal dari suatu produk. Tujuan diadakannya tahapan prototyping dalam proses product development adalah untuk membuat produk jadi sebagai sampel sebelum diproduksi secara massal.

Prototype biasanya membutuhkan percobaan dengan beberapa versi produk, lalu secara perlahan menghilangkan opsi, dan melakukan pengembangan hingga produk dirasa mendekati sempurna.

5. Sourcing

Setelah sampel dirasa memuaskan, saatnya untuk mulai mengumpulkan bahan dan memilih mitra yang dibutuhkan untuk produksi. Meski tahapan ini titik beratnya terdapat di proses menemukan produsen atau pemasok, kamu juga perlu untuk memulai mempertimbangkan penyimpanan, pengiriman, dan pergudangan.

6. Pembiayaan

Tahap selanjutnya adalah membuat gambaran yang lebih jelas tentang biaya produksi produk. Penetapan biaya adalah proses analisis bisnis di mana perusahaan mengambil semua informasi dan menjumlahkan berapa harga pokok penjualan (COGS), sehingga dapat menentukan harga eceran dan margin kotor.

7. Pemasaran

Pada tahap akhir ini, kamu harus memastikan produk yang diciptakan bisa membawa keuntungan dan kesuksesan untuk bisnismu. Jika sudah sampai pada tahap tersebut, waktunya untuk memasarkan produk ke pasaran.

Contoh Kasus Product Development

1. Produk Kosmetik

Industri kecantikan dengan produk kosmetik di dalamnya adalah industri yang terus berkembang akibat tren kesehatan dan perawatan diri. Saat ini, banyak merek kecantikan yang berfokus pada bahan-bahan alami dan efek keberlanjutan. Tren ini tentunya menguntungkan bagi bisnis karena memudahkan pembuatan prototype produk sendiri menggunakan bahan-bahan sehari-hari.

White labeling juga jadi tren yang tengah populer di industri kecantikan dan kosmetik. White labeling sendiri adalah proses menemukan produk atau pabrikan yang sudah ada, kemudian mengemas dan memberi merek pada produk yang sudah mereka hasilkan.

Ide product development apa pun yang dipilih, melakukan produksi massal untuk kosmetik biasanya dilakukan dengan bekerja sama dengan laboratorium dan ahli kimia untuk memastikan kualitas tetap konsisten dalam skala besar.

Beberapa faktor yang juga perlu dipertimbangkan ialah:

  • Label dan peringatan: Identifikasi semua bahan yang digunakan dalam produk dan kemungkinan reaksi.
  • Undang-Undang: Teliti peraturan BPOM dan bagaimana peraturan tersebut berkaitan dengan produk dan kemasan.
  • Masa simpan: Lakukan tes dan tambahkan tanggal kedaluwarsa produk.

2. Makanan dan Minuman

Produk makanan dan minuman termasuk produk yang paling mudah untuk mulai dikembangkan. Biayanya juga terbilang rendah dan bisa dilakukan oleh bisnis skala besar maupun kecil. 

Untuk memproduksi makanan dan minuman yang tadinya hanya resep rumahan menjadi barang kemasan yang bisa dijual di mana saja, kamu perlu menemukan dapur komersial. Dapur ini tentu harus memiliki lisensi untuk memproduksi makanan dan telah lulus pemeriksaan kesehatan dan keselamatan.

Dapur ini biasanya dilengkapi dengan peralatan masak yang sangat memadai. Beberapa faktor lain yang perlu dipertimbangkan ialah:

  • Label dan peringatan: Tampilkan daftar bahan dan informasi nutrisi.
  • Undang-Undang: Patuhi aturan seputar informasi diet, peringatan alergen, dan klaim kesehatan lainnya.
  • Tanggal kedaluwarsa: Pahami masa pakai produk dan bagaimana cara memproduksi, mengemas, dan menyimpan produk untuk mengakomodasi hal ini.

Ini Saatnya Jadi Ahli di Bidang Product Management!

Demikianlah pembahasan mengenai product development yang bisa Kuncie sajikan untuk kamu. Kalau kamu tertarik untuk mengetahui serba-serbi product development lebih lanjut, yuk belajar di Bootcamp Product Management by Kuncie! 

Lewat Bootcamp Product Management, kamu bisa belajar dengan waktu yang singkat (hanya 7 minggu) namun tetap bisa menguasai skill yang dibutuhkan oleh Product Manager. Kenapa bisa? Ini alasannya:

  • Kurikulum Bootcamp Product Management disusun berdasarkan riset komprehensif dengan para profesional dan ahli Product Management dari perusahaan ternama.
  • Materi belajar lengkap untuk menguasai skill set yang dibutuhkan oleh perusahaan.
  • Bootcamp Product Management adalah program yang beginner-friendly, cocok untuk pemula yang belum punya pengalaman di bidang ini sebelumnya.
  • Ada sesi live discussion yang bisa bantu pertajam soft skill.
  • Ada program garansi kerja di perusahaan yang bekerja sama dengan Kuncie.

Tertarik untuk daftar? Daftar di halaman ini, ya!

Referensi:

https://www.techtarget.com/searchcio/definition/product-development-or-new-product-development-NPD
https://www.shopify.com/id/blog/product-development-process#5
https://www.productplan.com/learn/what-is-product-development/

Artikel Terkait

Komentar