Apa itu Software Development Life Cycle (SDLC)?

March 23, 2023
Category: Tech

Pernah nggak sih kalian membayangkan, bagaimana proses pembuatan sebuah software atau aplikasi yang dilakukan oleh developer hingga menjadi produk yang siap pakai? Apakah para software developer hanya membuat coding dan kemudian software langsung bisa digunakan? Jawabannya, tentu tidak! Ternyata ada berbagai jenis tahapan yang perlu dilalui sampai siap rilis dan digunakan oleh para users. Sekumpulan tahapan ini disebut juga dengan istilah Software Development Life Cycle atau SDLC. Simak di artikel ini untuk mengetahui apa itu SDLC beserta penjelasan lengkap lainnya!

Apa itu Software Development Life Cycle (SDLC)?

Apa itu Software Development Life Cycle (SDLC)? Software Development Life Cycle (SDLC) adalah sebuah framework yang digunakan oleh untuk merancang, mengembangkan, dan menguji software berkualitas tinggi. SDLC bertujuan untuk menghasilkan software berkualitas yang memenuhi atau melebihi harapan pelanggan, dengan efisiensi waktu dan biaya.

Cara Kerja Software Development Life Cycle (SDLC)

Setelah kita mengetahui apa itu Software Development Life Cycle (SDLC), selanjutnya SDLC adalah proses yang bertujuan untuk mengurangi biaya pengembangan perangkat lunak, meningkatkan kualitas, dan mengurangi waktu produksi. Proses ini dimulai dengan mengevaluasi kekurangan sistem yang ada dan mengidentifikasi kebutuhan sistem baru.

Proses ini kemudian melalui berbagai tahap seperti analisis, perencanaan, desain, pengembangan, pengujian, dan penerapan, sambil mengantisipasi dan menghindari kesalahan yang merugikan seperti kurangnya umpan balik dari pengguna akhir atau klien. Fase pengujian sangat penting dalam SDLC karena memastikan kualitas kode di setiap siklus.

Berinvestasi dalam pengujian dapat menghemat waktu, uang, dan pengerjaan ulang yang tidak perlu bagi organisasi. Oleh karena itu, disarankan untuk fokus pada penulisan jenis pengujian yang tepat untuk memastikan proses SDLC yang berhasil.

Tahapan Umum dalam Proses SDLC

apa itu sldc
Tahapan dalam SDLC

1.    Planning dan Requirement Analysis

Tahapan pertama yang dilakukan sebelum memulai software development yaitu perencanaan dan analisis requirement. Di sini, biasanya para Product Owner dan Product Manager, Developers, dan tim bisnis akan mengumpulkan ide-ide dan fokus pada satu tujuan besar.

Requirement yang dibahas pun bukan hanya kebutuhan dari sisi bisnis atau pun legal, namun juga faktor teknis yang akan mempengaruhi flow dan usability dari software itu sendiri.

2.    Design

Setelah mengumpulkan requirement, barulah product designer atau UI/UX akan mulai membuat desain software. Desain ini tidak hanya berfokus pada visual yang ciamik, namun juga akan memengaruhi arsitektur sistem dan data yang dibutuhkan oleh para developer.

3.    Implementation

Saat desain sudah ada, barulah developer akan mulai membuat coding untuk membuat software. Umumnya software yang ingin dikerjakan akan dibagi ke beberapa developer sesuai bagian dan porsi masing-masing, baru kemudian code yang sudah dibuat akan digabungkan untuk menjadi sebuah software yang utuh.

4.    Testing

            Tahapan satu ini merupakan tahapan yang penting untuk dilakukan, yaitu testing. Setelah coding selesai, tim Quality Assurance akan melakukan tes untuk menguji apakah software yang dibuat bisa menjalankan berbagai skenario yang seharusnya. Di proses ini, mereka juga bertanggung jawab untuk melakukan dokumentasi apabila muncul bugs atau error pada sistem yang perlu diperbaiki.

5.    Deployment

Sudah lolos tes, tentunya software yang sudah dibuat akan dirilis agar bisa digunakan oleh users. Untuk software baru atau update fitur besar di sebuah aplikasi, biasanya rilis dilakukan secara bertahap ke beberapa target users untuk memastikan semuanya stabil sebelum dirilis ke publik. Tapi rilis bisa juga dilakukan sekaligus untuk fitur-fitur yang minor setelah ada perbaikan bugs di versi sebelumnya.

6.    Maintenance

Terakhir, developer masih perlu memantau dan memastikan bahwa software berjalan dengan lancar. Di tahap ini, umumnya akan ada proses enhancement untuk menambahkan fitur atau capability baru atau memperbaiki bugs yang mungkin muncul di kemudian hari.

Contoh Model SDLC

1.    Waterfall Model

apa itu sdlc
Waterfall Model

Sesuai namanya, Waterfall Model adalah model yang linear, di mana semua proses SDLC akan berjalan secara berurutan. Sepintas model ini akan terlihat praktis dan lebih cepat. Namun pada prakteknya, biasa ditemukan kesulitan karena proses yang dilalui tidak fleksibel. Model ini tidak disarankan untuk produk yang kompleks dan membutuhkan banyak perubahan pada requirement.

2.    Agile Model

Agile Model
Agile Model

Pada framework agile, proses yang dijalani lebih fleksibel. Salah satu perbedaan utama framework ini berada di cara kerja para stakeholder, di mana developer bisa launching software sambil mendalami pemecahan isu atau menuangkan ide baru untuk membuat produk lebih baik lagi.

3.    Iterative Model

Iterative Model

Salah satu keunggulan dari model iterative adalah adanya gambaran besar sebuah software di tahap awal development, sehingga memudahkan tim untuk menemukan isu atau kekurangan dari desain yang ada. Namun hal ini hanya cocok dilakukan untuk project berskala besar, dan berpotensi untuk sulit dilakukan pada project yang berskala kecil.

4.    V-Shaped Model

vshaped model
V-Shaped Model

Seusai gambar dalam diagram, framework V-shaped model memiliki metode yang terdiri dari 2 bagian besar, yaitu business requirement analysis untuk bagian di sebelah kiri dan validation phase untuk bagian di sebelah kanan. Framework ini mirip dengan waterfall model, karena sifatnya yang linear sehingga seluruh requirement harus sudah jelas di bagian awal development.

5.    Big Bang Model

Big bang model bisa dibilang merupakan framework yang paling simpel, karena tidak memiliki proses perencanaan (planning) yang spesifik. Proses development dan implementasi bisa langsung dilakukan, dan perubahan yang ada nantinya mungkin atau tidak mungkin membutuhkan revamp.

Model ini ideal untuk tim kecil dengan 1-2 developers, atau untuk project dengan requirement dan tanggal rilis yang belum pasti.

6.    Spiral Model

spiral model
Spiral Model

Pada model ini, proses pembuatan software akan melewati 4 tahap berulang hingga membentuk sebuah spiral, yaitu (1) identifikasi requirement; (2) desain konseptual dan arsitektural; (3) pengerjaan software; dan (4) evaluasi dan analisis risiko.

Framework yangsatu ini melibatkan users di tahap awal development dan memungkinkan para stakeholder untuk menambahkan elemen lain di tengah proses development.

Manfaat SLDC

Dengan menerapkan Software Development Life Cycle yang sesuai dengan profil dan kebutuhan project, tim kamu bisa mendapatkan manfaat dari segi materiil dan imateriil, seperti berikut ini.

1.    Efisien dalam hal biaya

Tahapan development yang jelas akan mengurangi risiko kegagalan atau meminimalisir penggunaan anggaran yang tidak efisien. Contohnya, pemilihan framework kerja yang sesuai skala tim dapat meningkatkan efisiensi kerja dan mengurangi anggaran dalam membayar gaji karyawan tambahan yang mungkin tidak diperlukan.

2.    Efektif dalam hal waktu

Selain keuntungan dari segi uang, tim kamu juga bisa menghemat waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan sebuah project dengan framework yang tepat.

3.    Meningkatkan kerja sama tim dan koordinasi

Setiap tahapan dalam model SDLC juga diharapkan bisa menjadi patokan dalam pembagian kerja dalam tim, misalnya saja akan ada front-end developers, backend developers, serta Quality Assurance yang memiliki tugasnya masing-masing.

Dengan model SDLC, proses menetapkan peran yang sesuai untuk karyawan dan meningkatkan transparansi di tempat kerja menjadi lebih terstruktur.

4.    Meminimalisir risiko saat proyek dilaksanakan

Saat sudah rilis untuk publik, idealnya sebuah software sudah stabil dan dapat digunakan. Perencanaan dan tahapan yang tepat inilah yang diharapkan akan membantu meminimalisir adanya bugs dan error ketika produk sudah dirilis.

Bootcamp untuk Mendalami SDLC

Nah, itu tadi definisi apa itu SDLC, tahapan, jenis, hingga manfaat dari Software Development Life Cycle atau SDLC. Ternyata, prosesnya tidak semudah yang dibayangkan untuk bisa membuat sebuah software atau aplikasi yang layak digunakan oleh publik!

Salah satu proses di SDLC yang penting untuk dilakukan yaitu proses testing, yang biasanya dilakukan oleh tim Quality Assurance. Jika kamu tertarik untuk mendalami fundamental, proses, dokumentasi, hingga automation skill, kamu bisa mengikutiBootcamp Quality Assurance di Kuncie!

Dalam 7 minggu, kamu bisa memulai karier kamu menjadi Tech Quality Assurance Engineer yang kompeten dan tentunya diminati oleh berbagai perusahaan di industri digital masa kini!

Referensi:

https://www.tracedynamics.com/sdlc/
https://stackify.com/what-is-sdlc/
https://www.tutorialspoint.com/sdlc/sdlc_overview.htm
https://www.sitesbay.com/software-engineering/se-spiral-model
https://www.javatpoint.com/advantages-and-disadvantages-of-sdlc

Artikel Terkait

Komentar